hari jumat kami ke Gramedia, pas mbaca mbaca buku tentang leadership, dihentikanlah mataku pada suatu bab yang tentang percakapan seorang siswa dengan guru olahraganya "kamu mau jadi kayak atau pengusaha", kata guru olahraga
lalu anak itu menjawab" ingin jadi pengusaha yang kaya"
" tidak bisam ini seperti pertanyaan optional, kamu ingin jadi apa A) pengusaha , B) orang kaya"
hal diatas bener2 memenuhi pikiranku. sampe aku juga bertanya sama sang kekasih dan dia mennjawab : "kalo kamu mau jadi orang kaya kan ga perlu susah2, kawin aja sama orang kayak seng mau mati, dapet warisan jadi kayak to" .. terus aku berpikir " kalo jadi pengusaha juga belum tentu jadi kaya", nah bingung kan? pilih mana coba?
semakin dipenuhi dengan pikiran itu, nyambung dengan pembicaraanku dengan teman2 cewekku yang aku temui di PTC, mereka berbicara tentang seorang teman lama yg sudah lama menghilang dari peredaran. dengan banyak berita miring. she was my best friend, namanya eliza. ternyata salah satu dr kami pernah lihat dia muter2 di PTC dengan suaminya dan anknya, dia berubah total, dia bukan Eliza yg dulu. anaknya memang nggak jelek, badannya tinggi semampai, dengan muka chinese tp kulinya agak kecoklatan. suaminya jauh lebih tua dari dia, pendek dan agak gendut. pasalnya mereka berjalan di mall dengan Eliza di depan dengan dagu sedikit terangkat, membawa tas hermes dan barang belanjaan yg lain, sementara suaminya berada1 meter di belakangnya menggendong anak mereka. WHATT????
dari situ aku bisa melihat perbedaan antara PENGUSAHA dan ORANG KAYA
Eliza bisa saja menikahi pengusaha kaya untuk mendapatkan life style itu, tapi kalo aku ada di posisi dia, aku nggak akan ada rasa bangga dalam diriku. barang barang branded, gaya hidup metropolitan, itu bukan tujuan utamaku. bermimpi saja aku nggak pernah, karena menurutku itu suatu pemborosan malahan.. gaya hidup seperti itu haru dihindari. imipianku cuman memliki rumah yg cukup besar untuk aku dan keluargaku, dimana kami masih bisa travelling bersama, anak bisa sekolah di luar negri, mendapatkan pendidikan layak, dan kami masih bisa memberikan warisan yg layak untuk bekal mereka. nggak muluk.. bisa dilakukan dimana saja.
kalo jawaban sang kekasih ditanyain, hidup kaya itu yg seperti apa dia mah sudah bisa menggambarkan kaya itu gimana, rumah besar, ada kolam renang, travelling terus.. yah biarlah itu saling melengkapi
jadi dari pengalaman diatas, aku lebih memilih JADI PENGUSAHA, no matter what the result is.. no matter how hard it is, aku masih mendapatkan kebanggaan untuk sesuatu yg aku raih dalam hidupku lewat usahaku sendiri, dan aku percaya , dengan optimis dan penyertaan Tuhan, aku akan bisa mencapai goal goal ku. KEKAYAAN itu BONUS DARI TUHAN, bukan suatu keharusan. yang penting adalah kemakmuran, diamana kita bisa menikmati kehidupan
"Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. "
Amsal 10:22
No comments:
Post a Comment